Kurang lebih tujuh jam berada di
lingkup sekolah dengan tenggat jam belajar yang bergantian sesuai jadwal tentu
menjadi asupan “gizi belajar” yang kurang maksimal bagi siswa. Kenapa ? sebab
siswa belajar dengan menyesuaikan alur jam belajar di sekolah sehingga tidak
ada perkembangan belajar yang dinamis dan kreatif. Siswa tidak memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi bakat, minat dan kemampuannya secara maksimal. Pun
dengan guru, tidak dapat mengajarkan ilmu yang dimilikinya dengan leluasa. Akibatnya,
kegiatan belajar mengajar menjadi terkesan kaku dan membosankan. Padahal,
sejatinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan pelajaran kepada
siswa tapi juga harus mampu menjalin kedekatan emosional dengan siswa agar
tercipta situasi belajar yang bersifat “friendly”…
Namun, seiring waktu,
perkembangan teknologi semakin maju. Perlahan, problematika belajar mengajar
dapat diatasi dengan berbagai fitur teknologi terkini. Tak terkecuali masalah
krisis aktualisasi diri dan kreatifitas guru dan siswa akibat minimnya asupan “gizi
belajar” di sekolah. Kurangnya waktu bagi guru dan siswa untuk berkomunikasi
secara aktif dan dinamis lambat laun akan menjadi bumerang bagi dunia
pendidikan tanah air. Pendidikan akan terasa monoton dan kurang diminati oleh
siswa. Padahal, pendidikan adalah kunci untuk memutus mata rantai kemiskinan di
Indonesia. Harusnya, pendidikan menjadi fokus utama yang harus diperhatikan
oleh pemerintah dan masyarakat umum.
E-Learning
Di era teknologi saat ini,
internet menjadi media yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Bukan hanya
sebagai mesin hiburan namun juga sebagai pencari informasi terbaru, media
sosial, alat komunikasi bahkan media untuk kegiatan belajar mengajar selayaknya
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
sumber |
E-Learning memiliki berbagai
konsep aplikasi yang mendukung. Mulai dari diktat belajar yang dikemas digital
sampai menciptakan “real class” didalamnya. Dengan materi belajar yang dikemas
secara digital akan memudahkan guru dalam berbagi dan memudahkan siswa dalam
mengunduhnya. Lebih cepat dan efektif. Selain itu materi akan lebih kaya
pengetahuan dan bersifat lebih update. Tampilan juga dapat dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga jauh dari kesan membosankan.
“Real Class” dalam media
E-Learning merupakan bentukan pertemuan antara guru dan murid dalam satu waktu,
membahas pelajaran, berdiskusi, memecahkan masalah, atau menuangkan ide-ide baru.
Pertemuan ini dianalogikan sebagai kelas, tempat mereka belajar dan mengajar. Dengan
bantuan komputer atau laptop atau gadget beserta line internet, “real Class”
ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuai dengan kesepakatan. Tidak
ada batasan waktu, sehingga guru dan siswa dapat memaksimalkan kegiatan belajar
mengajarnya di dalam “Real Class”…
sumber |
Melalui E-Learning juga,
pembaharuan dalam dunia pendidikan akan dicapai. Metode belajar mengajar yang lebih
“bersahabat” tentu diharapkan akan menarik minat para siswa untuk lebih kreatif
dan mandiri dalam belajar. Selain itu juga dapat menjadi media bagi para guru
untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi mengajarnya.
Hingga pada akhirnya, metode
belajar yang asyik dan menarik akan lebih cepat dan mudah ditangkap oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu
pendidikan sejatinya mampu mencetak generasi muda yang aktif, kreatif, dan
inovatif serta siap menantang dunia demi kebanggaan ibu pertiwi.