Pada
sistem politik, proses sosialisasi, rekrutmen dan komunikasi politik sangat
dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial dan ekonomis secara domestik. Dimana
pada tahap ini lingkungan sosial merupakan faktor input adanya artikulasi
kepentingan, agregasi kepentingan sampai melahirkan pembuatan kebijaksanaan.
Semuanya tak lain berperan sebagai fungsi dari struktur kelompok kepentingan,
partai politik hingga badan legislatif. Pada sosialisasi politik diduduki oleh
kelompok kepentingan dengan fungsinya untuk mengartikulasi kepentingan. Pada
tahap rekrutmen politik diperankan oleh partai politik dengan upaya agregasi
kepentingan. Selanjutnya pada proses komunikasi politik diperankan oleh badan
legislatif dan telah berada pada fase pembuatan kebijaksanaan.
Bupati Langkat H. Ngogesa, Bapak Peduli Masjid : Sebuah Wacana Sosialisasi Politik
Diposting oleh
Bunda Fien
at
Rabu, 01 Mei 2013
Pada wacana yang bertajuk “Bupati
Langkat H. Ngogesa Bapak Peduli Masjid” (Waspada, Selasa 16 April 2013) dapat
ditelaah bahwa upaya pencitraan diri “Bapak Peduli Masjid” dikarenakan karakter
lingkungan masyarakat Langkat yang religius, sehingga penahbisan H. Ngogesa
sebagai Bapak Peduli Masjid, pribadi yang dermawan dan peduli membantu masjid
dan tempat ibadah lainnya, membantu anak yatim serta memberangkatkan umrah
dengan dana APBD maupun pribadi dianggap sesuai (tepat).
Dari wacana tersebut, terlihat bahwa
proses politik tengah berada pada tahap sosialisasi, dimana struktur yang
terlibat didalamnya terdiri dari kelompok-kelompok kepentingan. Ini terindikasi
dari mencuatnya dukungan-dukungan terhadap H. Ngogesa dari beberapa kelompok
masyarakat di Langkat seperti Ikatan Keluarga Minang Kabupaten Langkat,
Kelompok Satria Nusantara Langkat, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
Kabupaten Langkat serta kelompok-kelompok haji binaannya. Secara umum, tokoh
masyarakat Jawa (istri H. Ngogesa berasal dari suku Jawa) dan Minang memiliki
kesan positif dan mendukung H. Ngogesa untuk melanjutkan kepemimpinannya di
Kabupaten Langkat.
Sosialisasi
politik itu sendiri merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai
politik, sikap-sikap dan etika-etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh
negara. Sementara itu, fungsi yang berjalan pada tahap sosialisasi politik ini
adalah fungsi artikulasi kepentingan, yaitu suatu proses penginputan berbagai
kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk
dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya
dapat terwakili dan terlindungi dalam kebijaksanaan pemerintah. Dalam hal ini
bisa kita simak dari kutipan-kutipan wawancara dari beberapa wakil kelompok
kepentingan H. Ngogesa seperti Asri Chan (Ketua Ikatan Keluarga Minang
Kabupaten Langkat) dan H. Sugianto, SE (Wakil Ketua Satria Nusantara Langkat
dan Bendahara ICMI Kabupaten Langkat).
Pada tahap sosialisasi politik ini,
muncul berbagai pendapat yang bernada dukungan kepada sang tokoh, dalam hal ini
H. Ngogesa Sitepu, SH dari kelompok-kelompok kepentingan, yang pada intinya
mereka memberikan sinyal bahwa sang tokoh layak dan pantas untuk melaju pada
tahap berikutnya, yaitu tahap rekrutmen politik karena dianggap memiliki nilai,
sikap dan etika politik yang tidak bertentangan dengan negara atau lingkungan
fisik, sosial dan ekonomis domestik, yaitu Kabupaten Langkat.
Pada
tahap rekrutmen nanti, yang “bermain” didalamnya tak lain adalah partai politik
yang mengusung sang tokoh (H. Ngogesa) untuk dapat lolos sebagai calon Bupati
Langkat untuk periode kedua (2014-2019). Disini nanti tuntutan-tuntutan yang
dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda akan digabungkan menjadi
alternatif-alternatif kebijaksanaan pemerintah. Partai politik menawarkan
program-program politik serta menyampaikan usulan-usulan pada badan legislatif,
dan calon-calon yang diajukan untuk jabatan-jabatan pemerintahan mengadakan
tawar menawar (bargaining) pemenuhan
kepentingan mereka jika kelompok kepentingan tersebut mendukung calon yang
diajukan.
Setelah
tahap rekrutmen nanti terlewati selanjutnya akan bermuara ke komunikasi politik
melalui berbagai bentuk / cara sebagai sarananya seperti retorika politik,
agitasi politik, propaganda politik, public
relation politik, kampanye politik, lobi politik dan pola tindakan.
Badan
eksekutif, birokrasi dan badan peradilan menjadi struktur yang berperan dalam
pembuatan kebijaksanaan, penerapan kebijaksanaan tersebut serta penghakiman
kebijaksanaan sehingga melahirkan output yang akan kembali ke lingkungan fisik,
sosial dan ekonomi domestik. Pada intinya, dalam sosialisasi politik ada badan
peradilan yang berperan (dibalik kelompok kepentingan), birokrasi “bermain”
dalam proses rekrutmen politik bersama partai politik dan badan legislatif
bersama eksekutif menduduki tahap komunikasi politik. Jika kelompok
kepentingan, partai politik dan badan legislatif berada dalam ruang input, maka
eksekutif, birokrasi dan badan peradilan merupakan struktur dalam ruang output.
Tentu
saja, pada contoh kasus seperti pemberitaan Bupati Langkat H. Ngogesa pada
selanjutnya nanti juga akan melalui tahapan-tahapan sistem politik seperti
ulasan diatas. Namun, jika mengacu pada pemberitaan di Waspada, 16 April 2013,
maka pada saat ini proses sistem politik pada contoh kasus Bupati Langkat H.
Ngogesa tengah berada pada tahap sosialisasi politik yang melibatkan beberapa
kelompok kepentingan didalamnya.
Seiring
dengan proses berjalannya menjelang hingga hari pemilihan di Kabupaten Langkat,
maka proses sistem politik ini pun juga akan berlangsung. Demikianlah telaah
ilmiah yang mengacu pada pemberitaan “Bupati Langkat H. Ngogesa Bapak Peduli
Masjid” jika dikaitkan dengan kajian komunikasi politik khususnya bahasan
sistem politik (bagan sistem politik).
Label: bunda dan sekolah
2 komentar:
Untuk SMS Kampanye Caleg, Kunjungi :
http://smskampanyemedan.blogspot.com/
Prpopsal :
http://www.4shared.com/file/l5cRw8rp/proposal_pilkada_sms_kampanye.html
Untuk SMS Kampanye PILKADA, Kunjungi :
www.smskampanyemedan.blogspot.com/
Prpopsal :
www.4shared.com/file/l5cRw8rp/proposal_pilkada_sms_kampanye.html
Posting Komentar