cerita ala bunda

hayalan dan kenyataan menjadi sebuah cerita

Koridor Mencekam



Malam ini harus ada tugas kuliah yang harus kuselesaikan. Sudah terbayang wajah killer madam Qori, dosen statistik jika tugas ini tidak berhasil kuselesaikan dan kukumpulkan besok. “You out !” pasti senjata ampuh itu yang bakal diucapkannya ketika ada mahasiswanya yang melanggar segala aturannya. Oh Tidak ! aku nggak mau dikeluarkan dari kelas statistik karena pasti akan mengancam IPK ku semester ini.

“Kei...ngapain sih lu ngerjain tugas disini ?” protes Rere menyantap roti yang kami bawa dari kos

Aku tersenyum, “aku butuh referensi untuk tugas dari madam Qori Re…dan disini wifi kampus bagus…apalagi pas malem sepi gini…internet lancar jaya..”

Rere manggut-manggut, “Iya siiihhh…tapi kan kalo jam sepuluh malem gini koridor kampus agak-agak serem gimana gitu Kei..”

“Lebih serem lagi kalo aku besok musti ngadepin madam Qori Re…hahahaaa..” kataku sambil ngakak

Rere bersungut, “iiiiihhh lu tu Kei…serem gini masih bisa aja becanda !”

“Udah tenang aja Re…tinggal dikit lagi nih…”

Kemudian aku serius melanjutkan mengerjakan tugasku lagi, Rere asyik memainkan gadgetnya. Koridor kampus terasa sunyi senyap, gelap. Semilir angin sibuk mengibaskan jilbab yang kupakai. Daun-daun kering sesekali jatuh di depan laptopku. 

Agak deg-degan juga sih jam sepuluh malem masih nongkrong di koridor kampus, tapi demi tugas dan bisa mendapatkan internet cepat dan gratis adalah sesuatu yang berharga banget buat aku yang seorang anak kuliahan plus anak kos-kosan dengan jatah bulanan yang minim.

Aku paksakan untuk tetap bertahan sampai tugas selesai dengan sempurna.

“Keiiii…udah belooomm ? pulang yuuukk…” rengek Rere dengan wajah memelas

“Bentar Re…dikiiit lagi…sabar ya..” kataku menenangkan

Sesaat kemudian kami terhenyak lagi. Aku dengan laptopku dan Rere dengan gadgetnya. Koridor kampus kembali begitu terasa sunyi dan dingin.

Di tengah kesenyapan, tiba-tiba kami mendengar suara dering telepon dari salah satu ruangan yang tak jauh dari tempat kami duduk, tepatnya di ruangan administrasi kemahasiswaan. 

KRIIIINGGG….KRIIIINGGG…KRIIIINGGGG….

Aku dan Rere sontak terkejut dan saling berpandangan. Bibir kami seperti tak mampu berkata-kata. Kulihat Rere begitu ketakutan sambil memejamkan matanya.

Keadaan semakin mencekam tatkala sesaat setelah telepon berhenti berdering tiba-tiba kami mendengar suara perempuan tertawa mengikik dan tercium bau anyir begitu tajam menusuk hidung.

Oh my God ! bulu kudukku langsung berdiri…kakiku terasa kaku untuk bisa segera mengambil langkah kaki seribu. Begitu juga Rere yang hanya bisa menutup wajahnya dengan telapak tangan. Bahkan kami tak berani untuk bersuara sedikit pun. Kami hanya bisa terdiam menahan rasa takut yang teramat sangat.

Sementara suara tawa mengikik perempuan itu terus terdengar, bahkan terasa semakin dekat. Perasaanku semakin tak enak dan bulu kudukku semakin tegak berdiri.

Benar saja !

Tak lama kemudian aku melihat penampakan perempuan berlingkar mata hitam dengan rambut keriting mengembang, berantakan, berbaju putih lusuh sedang berdiri di sudut koridor. Matanya tajam menatap ke arahku, seperti tak suka dan berusaha untuk mengusirku.

Dengan sekuat tenaga kupaksakan untuk membereskan laptopku, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Disaat aku panik memasukkan laptopku ke dalam tas tiba-tiba terdengar suara pot bunga yang menggantung jatuh ke lantai.

PRAAKKK !!!

Hah ?! mana mungkin pot bunga yang tergantung dengan sempurna itu bisa terjatuh dan terlempar ke arah kami tanpa ada angin kencang apalagi badai ???

Tanpa ba bi bu lagi aku menggeret tangan Rere dan memaksakan kakiku untuk segera berlari meninggalkan koridor kampus dengan keadaan yang sangat seram dan mencekam.

Sambil berlari dan terus berlari aku membaca ayat-ayat suci apa saja yang bisa kubaca…

Hingga akhirnya aku dan Rere sampai di gerbang kampus dan pos satpam. Sedikit lega karena ada dua orang satpam sedang berjaga di pos dan suasana lebih terang karena tertimpa sinar lampu jalan utama kampus.

“Kenapa kalian ?” Tanya salah satu satpam begitu melihat aku dan Rere terengah-engah

“Pak…di koridor serem banget…ada hantunya pak…takuuttt..” jawab Rere sambil nangis

“Dimananya ?”

“Dekat ruang administrasi kemahasiswaan pak…samping tangga ruang kuliah…tadi kami dengar suara telepon trus tiba-tiba ada suara perempuan tertawa…terakhir tiba-tiba pot bunga yang menggantung di koridor jatuh dan terlempar ke arah kami pak…” jelasku sambil berusaha menenangkan diri

Pak satpam manggut-manggut

“Persis ! di situlah tiga tahun lalu ada mahasiswa yang jatuh dari tangga dan meninggal…dugaan dia stres dan linglung karena beberapa kali ada masalah administrasi sehingga tidak bisa ujian dan terancam droup out…”

Deg !!! Koridor kampus...what a halloween moment !!! Mencekam !!!
***

0 komentar:

Posting Komentar